cover
Contact Name
Arif Abadi, S.Kom.
Contact Email
penerbitan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Panggung
ISSN : -     EISSN : 25023640     DOI : -
Core Subject : Education,
Panggung is online peer-review journal focusing on studies and researches in the areas related to performing arts and culture studies with various perspectives. The journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in those areas mentioned above related to arts and culture in Indonesia and Southeast Asia in different perspectives.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas" : 10 Documents clear
Reduplikasi Upacara Adat Bapelas Sebagai Simbol Kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara Emmy Sundari; Reiza D Dienaputra; Awaludin Nugraha; Susi Yuliawati
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.195 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1679

Abstract

Subjek penelitian ini adalah upacara adat Bapelas. Objek pembahasannya tentang pembacaansimbol-simbol kekuasaan di upacara adat Bapelas. Pembacaan simbol dilakukan dalam bentukreduplikasi dan pengamatan langsung struktur pelaksanaan upacara adat Bapelas. Pengkajianini dilakukan melalui pengumpulan data-data secara empiris, bersifat induktif, menggunakanmetode kualitatif dan analisis interpretatif. Reduplikasi upacara adat Bapelas merupakanpengulangan upacara ritual-sakral warisan leluhur secara turun-temurun dari tahun ke tahun.Upacara adat Bapelas menyimpan banyak simbol-simbol yang mencerminkan kekuasaansultan sebagai pemegang kekuasaan di Kerajaan Kutai. Namun sultan sendiri tidak memegangkekuasaan dan wewenang di masa pemerintahan Republik Indonesia. Kekuasaan dalampenelitian ini, hanya sebatas kekuasaan sultan sebagai pemegang kekuasaan adat di kerajaan.Kekuasaan dan wewenang hanya sebagai simbol legitimasi atau pengakuan bahwa KerajaanKutai Kartanegara sampai saat ini masih berdiri. Pemerintah Indonesia menjadikan Kerajaanini sebagai warisan budaya (kearifan lokal) dan pariwisata bagi kemajuan ekonomi, sosial, danpolitik Kutai Kartanegara .Kata Kunci: Bapelas, simbol, kekuasaan.
Makna Visual dalam Ilustrasi Naskah Sajarah Banten Savitri Putri Ramadina
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.922 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1161

Abstract

Sajarah Banten merujuk pada kumpulan naskah tentang Kesultanan Banten yang dibuat sekitar abad ke-17 hingga abad ke-19. Dari total 29 naskah yang bertahan dan sudah diteliti, hanya ada satu naskah yang memiliki ilustrasi. Visualisasinya tidak menyertakan gambaran mahluk hidup dan hanya terdiri dari benda mati seperti kapal, furniture, bangunan, dan bendera. Meskipun demikian, komposisi obyek-obyek tersebut menandakan peristiwa dan aktivitas tertentu yang ada dalam narasi naskah.Penelitian ini bermaksud untuk menelaah bagaimana visualisasi dan komposisi obyek tanpa penggambaran karakter digunakan untuk mengilustrasikan cerita dalam naskah Sajarah Banten. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan semiotika visual C.S. Peirce untuk memahami bagaimana makna visual pada obyek digunakan untuk menandai aktivitas tertentu.   Kata kunci: Banten, ilustrasi, naskah, semiotika, visual.
Problematika Teater Pakeliran sebagai Konsep Garap dalam Seni Pewayangan I Gusti Made Darma Putra
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.205 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1714

Abstract

Konsep teater pakeliran dalam penciptaan karya seni eksperimental oleh mahasiswa pedalanganISI Denpasar semakin populer dan sering digunakan. Di balik popularitasnya, budaya praktekdalam aplikasinya sering mengesampingkan proses berkonsep sebagai pondasi awal garap karyaseni yang dapat dipertanggung jawabkan. Model penelitan kualitatif dengan analisis deskriptifanalitik ini, menggunakan teori bentuk seni, kritik seni, dan teori nilai guna menganalisis pokokbahasan: 1) Konsep teater pakeliran dalam pertunjukan wayang, 2) Problematika konsep teaterpakeliran, 3) Potensi konsep teater pakeliran sebagai nilai. Penulis mengemukakan bahwa:1) Sebagai sebuah bentuk bermakna ‘teater’ dan ‘pakeliran’ masing-masing mewakili cabangilmu yaitu ‘drama’ yang identik dengan unsur teatrikal, serta ‘pewayangan’ dikenal denganpementasan boneka pipih dibalik kelir. 2) Perlunya pemetaan dan formulasi dalam konsepteater pakeliran yang mampu menjadi solusi problematika yang kerap terjadi. 3) Formulasiteater pakeliran sebagai sebuah konsep berfikir dan metode mengajar dengan aplikasi teoritisdan praktis demi penilaian estetik kelembagaan dan sosial.Kata kunci: teater pakeliran, problematika, pewayangan
Transposisi Kreatif Gerak Wayang Makidhipuh dalam Film Setan Jawa Karya Garin Nugroho Agustina Kusuma Dewi
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.496 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1098

Abstract

Abstract: Garin Nugroho's ‘Setan Jawa’  is a performance film that carries a large narrative background to the story is the beginning of the 20th century in Java. With the accompaniment of live music by Rahayu Supanggah, the film was first released in 2016, and until 2020 a world tour is scheduled. 'Movement' becomes important in this film, which is a silent cross-disciplinary film, which combines dance and puppet shadows. The 'Movement' in the film ‘Setan Jawa’ gives a certain cultural meaning, that is Javanese culture, which arises through visual movement’ code, a creative transposition adapted from the wayang. Using a case study approach, supported by visual data analysis in the form of ‘Setan Jawa’ film documentation and referential data in the form of movement’ classifications in puppet shadows (Roger Long, 1979), this study produced findings that there were creative puppet movement transpositions made in the film ‘Setan Jawa’, i.e. Makidhipuh's movement. This finding reinforces the importance of adaptation and collaboration in the performing arts in the era of visual onslaught in order to maintain local culture. Keywords: film setan jawa, movement code, puppet movementAbstrak: ‘Setan Jawa’ karya Garin Nugroho merupakan film pertunjukan yang mengangkat narasi besar latar belakang cerita adalah awal abad ke-20 di Jawa. Dengan iringan musik live buatan Rahayu Supanggah, film ini pertama kali dirilis tahun 2016, dan hingga tahun 2020 dijadwalkan tur keliling dunia. ‘Gerak’ menjadi penting dalam film yang merupakan film bisu silang disiplin ini, yang diantaranya memadukan seni tari dan wayang. ‘Gerak’ pada film ‘Setan Jawa’ memberikan makna kultural tertentu, yaitu kultur Jawa, termunculkan melalui kode gerak visual, sebuah transposisi kreatif diadaptasi dari gerak wayang kulit. Menggunakan pendekatan studi kasus, didukung analisis data visual berupa dokumentasi Film ‘Setan Jawa’ dan data referensial berupa klasifikasi gerak pada wayang (Roger Long, 1979), penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ada transposisi gerak wayang yang dilakukan secara kreatif pada film ‘Setan Jawa’, salah satunya, gerak Makidhipuh. Temuan ini menguatkan pentingnya adaptasi dan kolaborasi dalam seni pertunjukan di era gempuran visual agar dapat memertahankan budaya lokal.Kata kunci: film setan jawa, kode gerak, gerak wayang
Respon Kreatif Perajin Pandan dalam Mendukung Lingkungan, Nilai Tambah Ekonomi Masyarakat, dan Pelestarian Sumber Daya Alam Husen Hendriyana; I Nyoman Darma Putra; Tyas Rinestu; Yan Yan Sunarya
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.181 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1673

Abstract

Pangandaran Jawa Barat adalah daerah pantai pasir dan bukit berbatu membentang sepanjang 91 km yang separohnya, 44,85 km, ditumbuhi tanaman pandan (pandanus tectorius). Potensi kekayaan alam itu menginspirasi tumbuhnya pekerjaan baru dari mayoritas penduduk Pangandaran petani padi, kelapa, gula kelapa, serta nelayan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji respons individu dan kelompok masyarakat terhadap budaya kreatif untuk membuat produk kreatif berbasis material pandan. Uraian difokuskan pada respon psikologis individu dan atau kelompok terhadap sumber daya lingkungan, respons psikologis terhadap sumber daya lingkungan dalam membentuk hubungan antar-kelompok, dan menggambarkan pemahaman kelompok perajin terhadap pengetahuan dan keterampilan desain yang memperhatikan kelestarian sumber daya lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode design thinking, dengan pendekatan Participation Action Research (PAR), eco-design, eco-friendly product, environmental design melalui sinergisitas unsur-unsur pengampu kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan timbulnya kesadaran kreatif baru bagi masyarakat Pangandaraan untuk membuat produk kriya berbasis pandan yang tidak saja bernilai ekonomi tetapi dapat mendukung program masyarakat mengurangi sampah plastik. Lewat berbagai produk olahan berbasis pandan seperti eco-friendly shopping bag (tas belanja ramah lingkungan), proses dan karya kreatif mereka pelan-pelan juga menimbulkan kesadaran baru untuk menjaga sumber daya pandan agar bisa menyediakan bahan baku secara berkelanjutan.     Kata Kunci:  pandanus tectorius; perajin pandan Pangandaraan Jawa Barat; produk ramah lingkungan, sampah plastik
Demitosisasi Pocong sebagai Media Sosialisasi Kampanye Stay at Home Wegig Murwonugroho
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.39 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1615

Abstract

Di kegelapan malam terlihat dua pocong duduk di depan pos ronda Dusun Tuk Songo, Purworejo. Balutan kain putih mayat manusia dimanfaatkan sebagai media sosialisasi untuk membatasi mobilisasi warga selama pandemi Covid-19. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengamati efektivitas pemanfaatan gagasan mitologi tradisi Jawa terhadap masyarakat moderen melalui pendekatan semiologi Barthes. Berdasarkan pengamatan, muncul makna konotatif berlebihan yang terlihat dari ekpresi ketakutan (fear) hingga keresahan (anxiety) pada anak dan remaja. Gagasan pemanfaatan media pocong jadi-jadian ini merupakan tindakan yang tidak disadari sebagai bentuk demitosiasi dengan tujuan kreativitas yang menghibur.  Namun demikian gagasan ini justru menguatkan mitos pocong sebagai arwah orang mati yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan moderen meski mengaku merasa beriman (remithology). Penelitian ini menyimpulkan demitosasi benda mistis-ritual pada media yang dituturkan berulang membangun wacana dan berhasil merubah perilaku warga untuk tetap di rumah. Temuan penelitian ini menyumbang pendekatan baru untuk mendisiplinkan masyarakat modern dengan pendekatan tradisi religiusitas lokal. 
Simbolisme Katak dalam Upacara Meminta Hujan Babangkongan di Desa Surawangi Kabupaten Majalengka Lina Marliana Hidayat
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.203 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1715

Abstract

Upacara Babangkongan dilaksanakan masyarakat Desa Surawangi Kabupaten Majalengkapada musim halodo (hujan tidak turun-turun). Masyarakat desa Surawangi percaya bahwadengan melaksanakan upacara Babangkongan, hujan akan turun. Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif dengan pendekatan teori simbolisme dari Mircea Eliade yang menekankannilai eksistensial simbolisme, di mana simbol selalu mengarahkan pada suatu situasi manusiaterlibat di dalamnya, juga selalu menjaga hubungan dengan sumber kehidupan yangmelingkunginya. Ketika sawah kekurangan air, mereka melakukan upacara meminta hujanBabangkongan. Upacara dilakukan malam hari dari rumah Kuwu (kepala desa). Diawali denganupacara berdoa bersama yang dipimpin seorang kokolot (tetua desa), kemudian aktor yangberperan sebagai Bangkong (katak) menaiki usungan lalu diarak keliling Desa mengambilalur melawan arah jarum jam yang disebut Ider Naga. Pada saat keliling itu para pengusungmenirukan suara katak yang bersahut-sahutan, beberapa penduduk sudah menunggu arakarakansambil mengguyurkan air dari ember dan wadah lainnya kepada aktor yang berperansebagai Bangkong. Upacara Babangkongan berakhir kembali ketitik berangkat di rumah Kuwu(kepala desa). Kemudian di adakan upacara penutup, upacara Babangkongan selesai. Peniruansuara katak dan penghadiran aktor yang berperan sebagai katak merupakan bentuk simbolismeKatak yang erat hubungannya dengan mendatangkan hujan.Hujan untuk kesuburan sawah.Kata kunci: Babangkongan, katak, simbolisme katak
“Mbok Mase” dan “Mbok Semok”: Reinterpretasi Karakter Perempuan Jawa dalam Kultur Batik Desy Nurcahyanti; Agus Sachari; Achmad Haldani Destiarmand; Yan Yan Sunarya
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.179 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1096

Abstract

Stigma masyarakat tentang karakter perempuan Jawa digambarkan sebagai sosok marginal yang tunduk pada kekuatan laki-laki, pengabdi, penurut, pelayan, bertutur kata lemah lembut, dan bergerak pelan dengan wajah menunduk. Deskripsi tersebut berubah secara dinamis dan mengalami reinterpretasi melalui peristiwa sejarah terkait peran perempuan Jawa dalam perjuangan penyetaraan hak dengan kaum laki-laki. Pemaknaan ulang karakter perempuan Jawa terjadi pada lingkup pengrajin batik di Girilayu, Karanganyar, Jawa Tengah. Mereka bersepakat membentuk pencitraan untuk ciri khas produk batik dengan istilah “Mbok Semok”. Analisis perspektif sosio-kultural memperlihatkan bahwa karakter, kekuatan, dan peran para perempuan pengrajin batik tersebut sebagai motor penggerak perekonomian di Girilayu. Uraian tersebut memiliki kesamaan dengan karakter, kekuatan, dan peran perempuan juragan di Laweyan, Surakarta (Solo) dengan sebutan “Mbok Mase”, sebagai kunci keberhasilan perjalanan sebuah usaha batik keluarga. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan antropologi budaya, analisis menggunakan metode komparatif berdasarkan konsep teori reinterpretasi dari Melville J. Herskovits. Hasil penelitian berupa deskripsi, latar belakang serta bentuk-bentuk reinterpretasi karakter perempuan Jawa dengan komparasi antara “Mbok Mase” di Laweyan, Surakarta dengan “Mbok Semok” di Girilayu, Karanganyar. Temuan penelitian adalah karakter, kekuatan, peran, sikap bahkan sistem di Girilayu dan Laweyan yang mereinterpretasi karakter perempuan Jawa merupakan etos kultur batik.
Wisata Religi Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Adat Kampung Dukuh Ai Juju Rohaeni; Nia Emilda
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1481.631 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1716

Abstract

Wisata religi merupakan aktivitas perjalanan atau kunjungan yang dilakukan untuk menambahwawasan keagamaan. Salah satu wisata religi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesiaadalah ziarah. Ziarah dilakukan sebagai penghormatan kepada yang dianggap mempunyaikelebihan ilmu, terutama ilmu agama, menjadi panutan, atau mengabdikan dirinya untukbangsa dan negara selama hidupnya. Ziarah juga dilakukan ke situs atau tempat yang dianggapsakral. Kampung Adat Dukuh banyak dikunjungi wisatawan untuk melihat keunikan jugamelaksanakan ziarah ke Makom Syekh Abdul Jalil, orang yang pertama menemukan danmemberi nama kampung Dukuh dan juga ulama yang ikut menyebarkan agama Islam diJawa Barat. Wisata religi ini ternyata tidak hanya berdampak pada bertambahnya wawasankeagamaan dan keilmuan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi pemberdayaan ekonomimasyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodedeskriptif. Hasil penelitian menggambarkan secara komprehensif tentang aktifitas wisatareligi serta dampaknya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampung Adat DukuhKecamatan Cikelet Kabupaten Garut.Kata Kunci: Wisata Religi, Kearifan Lokal, Pemberdayaan Ekonomi, Masyarakat kampungAdat Dukuh
Perkembangan Kesenian Beluk di Desa Ciapus Banjaran Muhammad Shidiq; Bangbang Muhammad Rizki
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.403 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1626

Abstract

Soepandi (1985, hlm. 23) menyatakan bahwa seni Beluk merupakan bentuk seni suara bebas dengan pupuh sebagai sumber rumpaka yang banyak dinyanyikan dengan nada yang tinggi. Selain itu, menurut Aep Yanyan (Praktisi Beluk) Beluk secara bahasa memiliki arti “Celuk” atau memanggil. Hal ini berdasarkan kebiasaan masyarakat peladang pada zaman dahulu yang menggunakan suara tinggi dan meliuk untuk berkomunikasi dan agar dapat terdengar dari kejauhan. Kesenian Beluk inilah yang akan menjadi fokus penjabaran dalam tulisan ini. Metode yang digunakan untuk menjelaskan kesenian ini adalah dengan kualitatif deskriptif, yang mana penulis akan menjelaskan bagaimana kesenian ini dipertunjukan dalam kehidupan masyarakat di Desa Ciapus, Banjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. I Made Wirartha (2006, hlm. 155) menyatakan bahwa metode analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Kesenian Beluk merupakan kesenian hasil karya budaya manusia akan kebutuhan berkomunikasi pada zaman dahulu. Kesenian ini lahir atas inisiatif warga yang butuh saling berkomunikasi kala sedang bertani atau berladang.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 3 (2023): Resiliensi Budaya sebagai Ketahanan dalam Menjaga Tradisi hingga Ekonomi Kreati Vol 33, No 2 (2023): Ideologi, Identitas, dan Kontekstualitas Seni Budaya Media Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi Vol 32, No 4 (2022): Keragaman Budaya, Kajian Seni, dan Media Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni Vol 31, No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi Vol 30, No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni Vol 30, No 3 (2020): Pewarisan Seni Budaya: Konsepsi dan Ekspresi Vol 30, No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif Vol 29, No 4 (2019): Keragaman Seni dan Inovasi Estetik Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi Vol 29, No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra Vol 29, No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Co Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in C Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Este Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Estet Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelaja Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 1 (2011): Seni, Lokalitas, Vitalitas, dan Pemaknaan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 15, No 36 (2005): JURNAL PANGGUNG: JURNAL SENI STSI BANDUNG Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradision Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradisional More Issue